Rabu, 22 September 2010

Figure Ground Teory


Figure Ground Theory (solid-void plan)
Berisi tentang lahan terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka
.
a. Urban solid

Tipe urban solid terdiri dari:
1.       Massa bangunan, monumen
2.       Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
3.       Edges yang berupa bangunan
b. Urban void
Tipe urban void terdiri dari:
1.       Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat
2.       Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat sampai privat
3.       Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik berskala kota
4.       Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau
5.       Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.
Teori Keterkaitan (Linkage Theory)
Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Menurut 
Fumuhiko Maki, Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe linkage urban space yaitu:
1.       Compositional form
Bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung
2.       Mega form
Susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis.
3.       Group form
Bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola ini.
Teori lokasi (Place Theory)
Teori ini berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya
Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang dikemukakan 
Kevin Lynch untuk desain ruang kota:
1.       Legibillity(kejelasan)
Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola keseluruhannya.
2.       Identitas dan susunan
Identitas artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu obyek dimana didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya
3.       Imageability
Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang besar untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya.
Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:
1.       Paths
Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.
2.       Edges
Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai hutan kota, dan lain-lain.
3.       Districts
Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
4.       Nodes
Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.
5.       Landmark
Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.

                    Visual and symbol conection
0.       Visual conection
Visual conection adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan visual antara satu bangunan dengan bangunan lain dalam suatu kawasan, sehingga menimbulkan image tertentu. Visual conection ini lebih mencangkup ke non visual atau ke hal yang lebih bersifat konsepsi dan simbolik, namun dapat memberikan kesan kuat dari kerangka kawasan
Dalam pengaturan suatu landuse atau tata guna lahan, relasi suatu kawasan memegang peranan penting karena pada dasarnya menyangkut aspek fungsional dan efektivitas. Seperti misalnya pada daerah perkantoran pada umumya dengan perdagangan atau fungsi-fungsi lain yang kiranya memiliki hubungan yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.
1.       Symbolic conection
Symbolic conection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural anthropology meliputi:
1.                   Vitality
Melalui prinsip-prinsip sustainance yang mempengaruhi sistem fisik, safety yang mengontrol perencanaan urban struktur, sense seringkali diartikan sebagai sense of place yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang memiliki keunikan dan karakteristik suatu kota.
2.       Fit
Menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem fisikal dari struktur kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan yang berlaku.

Figure Ground n Linkage


Figure ground merupakan teori yang digunakan untuk mengetahui tekstur dan pola tata ruang perkotaan serta digunakan untuk mengidentifikasi masalah keteraturan massa/ ruang perkotaan sesuai kaidah estetika. Cara kerja figure ground sebenarnya hanya memerlukan gambar eksisting massa bangunan yang ada di ruang perkotaan sehingga kita dapat melihat pola yang terbentuk dari serumpun massa bangunan yang ada. Teori figure ground terdapat dua komponen utama yaitu solid dan voids. Yang dimaksud solid adalah figure atau blok-blok dari massa bangunan, sedangkan voids adalah ground atau ruang luar yang terbentuk di antara blok-blok tersebut. Adapun manfaatnya yaitu membantu menangani masalah ketepatan (constancy) dan perubahan (change) dalam perancangan kota serta menentukan pedoman dasar dalam rancang kota yang konkret sesuai tekstur konteksnya.
Pada figure ground objek ruang kota yang dipakai yaitu di kawasan jalan bhayangkara kota Samarinda, dapat diidentifikasi bahwa kawasan tersebut memiliki pola figure ground heterogen karena rumpunan massa bangunan yang ada berbagai macam jenis bentuknya dan jaraknya jarang-jarang, dengan elemen solidnya yaitu blok yang mendefinisi sisi karena massa bangunan menumpuk pada sisi jalan, dan terus mengerumpun di sisi kanan dan kiri jalan, elemen voidsnya yaitu system tertutup yang sentral dikarenakan ruang terbuka nya cenderung terurai dengan akses satu jalur yang dijadikan sentral. Dengan pola tekstur kota diagramatis bisa diidentifikasi bahwa pola teksturnya aksial yang bercirikan tiap massa bangunan yang berseberangan jalan memiliki jarak yang sama atau seimbang. Sistem pola jalan pada gambar ini adalah sistem pola jalan tidak teratur. Bentuk jalan yang agak melengkung dan adanya perbedaan pola serta ukuran jalan menyebabkan ketidakteraturan jalan. Hal ini terjadi pula pada bentuk rumah yang tidak teratur antara satu dan lainnya yang disebabkan oleh faktor topografi eksistingnya.
Linkage Systems merupakan teori perkotaan yang mengkaji hubungan suatu tempat dengan yang lain sebagai suatu generator (pembangkit/penggerak) perkotaan. Teori ini memperhatikan dan menegaskan hubungan dan gerakan (dinamika) sebuah tata ruang perkotaan. Kesimpulannya teori ini mengaitkan objek satu dengan yang lainnya berdasar sifat kegunaan objek tersebut. Adapun dikenal 3 pendekatan linkage systems yaitu visual, structural, dan bentuk yang kolektif. Pada figure ground yang saya buat yang dikaitkan dengan kondisi asli eksistinganya, ketiga pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis hubungan antar massa bangunan yang ada. Pada gambar tersebut bila digunakan pendekatan visual maka antar objek tersebut memiliki hubungan pengaitan yang bercirikan adanya kaitan antar objek satu dan yang lainnya pada kondisi eksistingnya, lalu bisa dilihat bahwa keterkaitan itu berbentuk koridor. Sedangkan  bila memakai pendekatan linkage system bentuk yang kolektif maka dapat diidentifikasi bahwa pada gambar tersebut termasuk pada tipe Compotisional form karena kaitan terhadap letak objek bersifat jarang dan terpencar.

Teori Von Thunen


Dasar-dasar Teori Von Thunen

Dalam mempelajari dan menerapkan ilmu perencanaan wilayah, dibutuhkan banyak ilmu dasar yang harus dikuasai, salah satunya adalah mengenal teori lokasi. Teori lokasi pada umumnya merupakan suatu gagasan yang mendasari penentuan lokasi suatu objek. Hal ini perlu dipelajari untuk menempatkan objek tersebut pada lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan aspek efisiensi tenaga manusia dan ekonomi. Dari beberapa teori lokasi yang ada, teori von thunen merupakan teori lokasi yang mempelopori teori penentuan lokasi berdasar segi ekonomi.
Von Thunen membuat teori lokasi berdasar pengamatannya terhadap desa tempat tinggalnya. Von Thunen mendeskripsikan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap komoditas pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis penggunaan tanah yang ada di suatu daerah. Dengan mempertimbangkan seberapa jauh jarak antara daerah produksi dengan pasar yang akan berpengaruh terhadap kualitas, berat, dan harga komoditas pertanian yang dijual di pasar.
Pada dasarnya teori Von Thunen lebih menekankan terhadap efisiensi terhadap pola distribusi komoditas pertanian yang ada saat itu. Dengan memperhatikan factor-faktor yang akan sangat mempengaruhi besar kecil keuntungan yang akan didapat apabila meletakan tempat prouksi komoditas pertanian di tempat yang strategis. Teori ini tentunya berhubungan dengan efisiensi terhadap tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk menjangkau lokasi dimana objek vital tersebut berada.
Model Von Thunen mengenai tanah pertanian ini dibuat sebelum era industrialisasi. Dalam tori ini terdapat 7 asumsi yang dikeluarkan oleh Von Thunen dalam uji laboratoriumnya :
1.Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan dengan daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok yang merupakan komoditi pertanian. – isolated stated
2.Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain. – single market
3.Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan. – single destination
4.Daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama (homogenous) dan cocok untuk tanaman dan peternakan dalam menengah
5.Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaiakan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan. – maximum oriented
6.Satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu adalah angkutan darat berupa gerobak yang dihela oleh kuda. – one moda transportation
7.Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil dalam bentuk segar. – equidistant
Dengan asumsi-asumsi di atas disimpulkan bahwa daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan berkembang dalam bentuk radial konsentris yang mengelilingi daerah pertanian. Model von Thunen dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, menampilkan "isolated area" yang terdiri dari dataran yang teratur, kedua adalah, kondisi yang telah dimodifikasi (terdapat sungai yang dapat dilayari). Semua penggunaan tanah pertanian memaksimalkan produktifitasnya masing-masing, dimana dalam kasus ini bergantung pada lokasi dari pasar (pusat kota).
Sebagai perumpamaan, kota ‘Termal’ memiliki beberapa kawasan yang memiliki kegunaan yang berbeda, ada yang sebagai kawasan hinterland, peri urban dan metropolitan centre, seorang developer ingin membangun kawasan perindustrian, dalam hal ini dibutuhkan analisis lokasi yang tepat berdasarkan factor kelayakan lokasi dan interaksi lokasi tersebut terhadap ekosistem yang ada serta mempertimbangkan akses yang dapat digunakan untuk menjangkau kawasan ini untuk mengefisiensikan biaya dan tenaga yang ada.
Model Von Thunen membandingkan hubungan antara biaya produksi, harga pasar dan biaya transportasi. Kewajiban petani adalah memaksimalkan keuntungan yang didapat dari harga pasar dikurang biaya transportasi dan biaya produksi dengan meninggikan kualitas produk pertaniannya dan meningkatkan kuantitas penjualannya, serta melakukan Aktivitas yang paling produktif seperti berkebun dan produksi susu sapi, atau aktivitas yang memiliki biaya transportasi tinggi seperti kayu bakar yang lokasinya di dekat dengan pasar.
Namun adapun asumsi-asumsi von thunen yang relevan dan tidak relevan dengan kondisi saat ini. Salah satunya adalah mempertimbangkan kondisi topografi dan kualitas tanah tiap daerah tidak selalu sama, sehingga hasil produksi yang akan diperoleh kualitas dan kuantitasnya akan berberda pula. Lalu menyangkut biaya transportasi, biaya yang dikeluarkan untuk menjangkau daerah dari kota ke segala arah tidak sama, sehingga akan berpengaruh akan harga jual komoditi di pasar karena biaya distribusi yang berbeda. Dengan mempertimbangkan lokasi tempat petani berdiam, ada yang berada jauh dari kota dan dekat dengan kota, hal ini menyebabkan petani yang ada di dekat kota lebih banyak penghasilannya karena memiliki alternative komoditas pertanian lain yang bisa diusahakan, sedangkan yang jauh dari kota pilihan alternatifnya terbatas sehingga petani tersebut hanya bisa menjaga konsistensinya terhadap produksi komoditas pertaniannya tanpa bisa mengalami peningkatan keuntungan yang signifikan.

Rabu, 08 September 2010

Tugas Review Artikel Prasarana Wilayah Bandara Sepinggan

Sumber : Koran Kompas September 8, 2010
Judul Artikel :. “Bandara Sepinggan Akan Diperluas”
Disusun Oleh : Roosmayri L.H (L2D009011) PWK UNDIP'09

Bila kita berbicara tentang mendeskripsi suatu wilayah, apa yang akan anda fikirkan? Kebanyakan berfikir tentang seberapa besar wilayahnya? Potensi apa saja yang ada di sana? Berapa jumlah penduduknya? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sudah biasa dan dianggap kurang spesifik dalam mendeskripsikan suatu wilayah. Namun pada saat kita membayangkan bagaimana pembangunan wilayah tersebut berlangsung, hal ini pasti akan ditautkan dengan aktifitas politik, social budaya, dan ekonomi yang terjadi di wilayah tersebut. Saat ini di Indonesia investor domestic maupun luar negeri berlomba-lomba menanamkan modalnya di daerah-daerah yang berpotensi dalam menggalang keuntungan yang lebih besar. Dalam dunia bisnis setiap investor pasti ingin mendapat laba sebesar-besarnya, tentu saja hal ini dikarenakan oleh prinsip ekonomi yang ada. Sebagai bahan pertimbangan dalam investasi ini, para investor melihat berbagai aspek. Salah satunya adalah sarana dan prasarana apa saja yang menunjang aktivitas masyarakat di wilayah tersebut? Sarana dibutuhkan untuk menunjang seluruh kegiatan masyarakat contohnya transportasi sedangkan prasarana dibutuhkan untuk menunjang sarana yang ada agar dapat berjalan contohnya fasilitas-fasilitas seperti rumah sakit, kantor pemerintahan, halte bus, stasiun, terminal, pelabuhan, bandara, dll. Yang akan kita bahas kali ini adalah prasarana yang menunjang wilayah tersebut. Prasarana dan sarana sering disebut infrastruktur yang artinya sebagai fasilitas fisik suatu kota.
Sebenarnya apa itu prasarana? Sarana dan prasarana bisa disebut sebagai infrastruktur. Prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang yang berbatas agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempertahankan kehidupannya (Siagan, 2007). Secara lebih lugas dapat dikatakan bahwa Infrastruktur (perkotaan) adalah bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar, peralatan-peralatan, dan instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk mendukung berfungsinya suatu system tatanan kehidupan sosial – ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Dari artikel terkait, didapatkan informasi bahwa Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan akan diekstensifikasi. Hal ini tentunya terkait dengan jumlah penumpang pesawat terbang yang terus meningkat tiap tahunnya. Kenyamanan prasarana transportasi merupakan cermin dari baiknya pembangunan yang ada di wilayah tersebut. Bandara Sepinggan merupan satu-satunya bandara yang beroperasi melayani one-stop route dari domestic maupun internasional yang menghubungkan provinsi Kalimantan Timur dengan provinsi dan negara lainnya. Jumlah para expatriat yang ada di Kalimantan Timur terus bertambah, hal ini dikarenakan dibukanya pengolahan SDA baru di wilayah ini. Sebagai wilayah koneksi utama, sudah seharusnya bila prasarana nya diperbaiki, dengan begitu arus transportasi udara tetap lancar hingga mendukung perkembangan pembangunan wilayah ini. Perluasan Bandara Sepinggan ini rencananya akan dimulai dengan pembangunan terminal keberangkatan baru dan perpanjangan runway menjadi 3,2 km. Perluasan ini tentunya memakan biaya yang besar, namun pihak pemerintah provinsi mengaku mampu menalangi proyek ini apabila memang tidak ada bantuan dari pusat. Perluasan bandara ini dipicu oleh berbagai hal dan menimbulkan banyak konflik terkait pembangunannya. Perluasan ini diperlukan untuk menambah kapasitas debit penumpang pesawat agar tetap nyaman dan memperbaiki kesan artistic dan estetika dari bangunan bandara ini agar para pengunjung bandara memberikan respon yang baik. Masalah yang ditimbukan proyek ini tentunya berhubungan dengen pembebasan lahan warga dan proses pembangunan yang mungkin akan sedikit menganggu aktifitas bandara dibanding biasanya.
Pada dasarnya pembangunan bandara ini demi menunjang prasarana wilayah Kalimantan Timur menjadi lebih baik lagi. Karena dengan perluasan tersebut maka makin banyak kapasitas penumpang yang dapat ditampung oleh bandara ini dalam keadaan apapun, memberikan kesan baik pada pengunjung untuk menarik wisatawan dan investor asing, dan juga melengkapi prosedur keselamatan penunjang transportasi yang ada. Sudah sepatutnya sebagai masyarakat Kalimantan Timur mendukung proyek ini dan memberikan dukungan moral maupun materi untuk kelancaran pengerjaan proyek ini.

Review Teori Lokasi n Pola Ruang

Copyight by Roosmayri Lovina "10
Dalam aplikasinya terhadap terapan ilmu perencanaan wilayah dan kota, ilmu analisis lokasi dan pola keruangan dibutuhkan dalam pengembangan planner skill’s untuk menentukan apakah lokasi yang akan direncanakan pembangunannya sudah tepat atau tidak. Dan untuk analisis pola keruagan sendiri berhubungan dengan estetika suatu lokasi yang telah terbangun. Hal ini mengarah pada penguasaan teori-teori dasar tentang lokasi maupun pola keruangan. Pada dasaranya teori lokasi dipaparkan dalam berbagai versi oleh beberapa ilmuwan. Pola ruang merupakan ilmu yang berhubungan dengan estetika yang dapat dinilai dari segi arsitektural dan penempatan lokasinya.
Pengertian lokasi dijabarkan oleh Von Thunen (1783-1850). Beliau mengungkapkan bahwa di daerah tempat tinggalnya komoditas pertanian diusahakan menurut pola tertentu. Jadi dengan memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola tersebut mencakup keawetan, berat, dan harga barang dari komoditas pertanian tersebut. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa lokasi sebagai variable terikat yang mempengaruhi variable bebasnya seperti urban growth, perekonomian, politik, bahkan budaya masyarakat (gaya hidup). Von Thunen juga menerbitkan buku berjudul “Ideal State” yang isinya menjabarkan tentang asumsi-asumsinya terhadap teori lokasi tersebut.
Ada beberapa asumsi tentang pengantar teori lokasi tersebut yang dihubungkan pada beberapa kasus. Misalnya, penglokasian dalam kaitannya dengan penjabaran teori penggunaan lahan dalam struktur keruangan, perbandingan antara ruang 3 dimensi dan lahan 2 dimensi (Kohl). Lahan sebagai sumber kekayaan yang berhubungan dengan popolasi dan urban growth (Henry George). Sewa dan kegunaan dalam kaitannya dengan model-model penggunaan lahan ( A. Marshall).
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitik beratkan pada tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement), tujuan dari analisis keruangan adalah untuk menentukan kondisi eksisting yang ada sudah sesuai dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas suatu wilayah untuk dijangkau, dan hambatan interaksi, hal ini didasarkan oleh adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat-tempat lain, serta adanya hirakri diantara tempat-tempat tersebut. Yang kita kenal dengan hirarki ruang perkotaan yaitu dimulai dari hinterland, peri urban, lalu metropolitan centre (sebagai pusat kegiatan).
Untuk menganalisis dan memecahkan masalah interaksi keruangan seperti menganalisis penggunaan lahan antara pusat kota dengan perumahan penduduk, perbedaan nilai lahan antara kota besar dengan kota kecil, analisis terhadap perpindahan populasi, corak migrasi, pola perjalanan bisnis dan commercial travel serta pertukaran informasi dan barang, semua itu dapat dianalisis dengan mempergunakan Model Gravitasi, karena daerah dianggap sebagai massa dan hubungan antar daerah dipersamakan dengan hubungan antar massa (Gamatjaya, 2008).
 Dalam pola keruangan factor penting yang harus dipertimbangkan adalah system transportasi dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Pada pola keruangan akan dibahas tentang lokasi juga karena lokasi menjadi factor utama penentu pola keruangan yang akan terbangun ataupun yang telah terbangun.
Analisis pola keruangan dalam aplikasi nya secara riil dapat kita ambil contoh dalam model pola ruang grid menerus, radial konsentris, radial tidak menerus, radial menerus, dan linier. Contoh kasus yang dapat kita ambil contohnya yaitu pola ruang di kota New York yang berupa pola grid menerus, dengan pola penataan ruang perkotaan seimbang secara vertical maupun horizontal dan membentuk pola grid.

Gambar Model Pola Ruang
Adapun beberapa asumsi dari Von Thunenn tentang landasan teorinya berdasar keadaan di daerahnya saat itu, yaitu :
1. Terdapat daerah terpencil terdiri dari perkotaan dengan daerah pedalamannya sebagai daerah pemasok kebutuhan komoditas pertanian.
2. Daerah pedalaman tidak mengekspor dan mengimpor komoditi dari daerah lain dan hanya memasok komoditi nya ke daerah perkotaan tersebut.
3. Daerah pedalaman merupakan daerah homogen yang cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah. Dan pedaganganya berusaha mendapat keuntungan maksimum dengan menyesuaikan harga dari permintaan yang terdapat di perkotaan tersebut.
4. Angkutan yang digunakan hanya bisa angkutan darat berupa grobag dan kuda.
5. Biaya angkut ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh.
Dari asumsi tersebut Von Thunen mengaitkan analisis lokasi dengan factor ekonomi, transportasi, dan persebaran penduduk dan kegiatan ekonominya. Seandainya dihubungkan dengan berbagai ilmu sebenarnya teori lokasi ini berhubungan erat dengan teori ekonmi pasar maupun teori kependudukan.
Sebagai contoh, di daerah A memiliki beberapa kawasan yang memiliki kegunaan yang berbeda, ada yang sebagai kawasan hinterland, peri urban dan metropolitan centre, seorang developer ingin membangun kawasan perindustrian, dalam hal ini dibutuhkan analisis lokasi yang tepat berdasarkan factor kelayakan lokasi dan interaksi lokasi tersebut terhadap ekosistem yang ada. Untuk membangun kawasan industry daerah peri-urban merupakan daerah yang baik, karena terdapat akses yang memadai, untuk memasarkan produksinya, industry tersebut dapat hemat waktu mendistribusikan komoditinya ke sentral perdagangan/metropolitan area. Dan dalam kaitannya dengan pemeliharaan lingkungan, daerah peri-urban merupakan daerah yang aman sebagai kawasan industri karena berada di dekat hinterland yang merupakan kawasan tidak tercemar yang dapat menetralisir limbah industry tersebut. Dalam hal ketersediaan bahan baku produksi, kawasan hinterland merupakan pemasok utamanya. Selain menghemat waktu, dan biaya produksi maupun transportasi, lokasi yang tepat akan berdampak pada perkembangan keuntungan produksi industry tersebut.

Minggu, 05 September 2010

7 BEST RanK Urban City in d World

1. Stuttgart, Germany
It has many landmark statue, n have many green-open spaces in the city, the architecture of the buliding is impressive, and it has many citizens from different country in the world.
2. Fukuoka, Japan
It is well known as Modern-Techno City, with great landscape of downtown, great combination of culture characteristics n high-techno on Building n Transportation make this city become best configuration city in Asia
3. Melbourne,Australia
it well known as One-StopLiving City, many student all around the world studying in high class university n institutes @Melbourne. It's called as the second Seattle.
4. Istanbul,Turky
Strong Moslem Cultures are dominated in creating this city better, it has many region which has different characteristic of Islam-Archy n Culture. Weel known as Sustainable Development country, istanbul always keep workin on build their city better n better. 
5.Cordoba., Spain
2 strong culture created this city become great city, which have great configuration n innovation in urban city planning n gather traditional n modern tech being a great landmark of this city.
6. Macau, China
It is known as the second las vegas, after English Rezim in China,Macau become an historical country which showed the chinese efforts againts england in early 1920', macau is a great city which has a big number of citizens incomes in the world nowadays.

7. Den Haag, Netherland
When we first saw this city, we can only said "wow!! what a beautiful water see-front city". Enjoy it!

Vacation Planning 2011

Gua emang suka jalan2, hehe.. kali ini gua rencana ke LN be3 ma sohib gua, ke negara tetangga sih tapi pasti akan menjadi perjalanan yang menarik, hehe..
ini daftar tujuan liburanku tahun 2011, moga terwujud yah,hehe..

Negara tujuan : Singapore
Waktu Keberangkatan: July 2011
TimeSplit: 6 days
Budget: 600 $US
Kenapa milih ni negara?
a. coz lebih deket dari INA n biaya kesana cukup terjangkau, lagian bahasa yg digunain disana ga susah, kita bisa gunain bahasa melayu, inggris, atau mandarin.. hehe
b. destinasi yang menarik sangat beragam yg pengen gua kunjungi disana contohx:
the helix bridge (di lingkungan marina bay)

Jurong biRd centrE(penangkaran burung2 unik kelas dunia)

Singapore botanic garden (uniquely place)

Night Safary

Orchad Road

Sentosa Island

Singapore Food Fest

8Q sam art museum
Chinatown

Downtown
 n d' lazt dest is "Mbah singa"
widih,, keren beud pasti acara jalan2x ntar,, haha benda yg paling penting dibawa adalah CAMERA DIGITAL , haha.. narsisan abiz lah disana, see u in singapore @2011

Kamis, 02 September 2010

Review Morfologi Arsitektur Kota Cordoba, Spanyol

Review Artikel Morfologi Arsitektur Kota Cordoba, Spanyol 

written in Sept'2 2010. 
Copyright by Roosmayri Lovina, NIM L2D009011

Morfologi arsitektur kota adalah merupakan ilmu terapan yang mempelajari tentang sejarah terbentuknya pola arsitektur suatu kota. Arsitektur selalu berhubungan dengan ruang dan estetika. Pada setiap kota pasti memiliki gaya dan pola arsitektur yang berbeda didasarkan pada sejarah berdirinya kota tersebut. Mengapa kita harus mempelajari sejarah mengenai pembetukan kota tersebut? Hal ini tentunya dilandasi oleh beberapa alasan, selain menyelidiki bagaimana para seniman bersejarah merancang dan membangun kota tersebut menjadi kota yang memiliki ciri khas berbeda dengan kota yang lain, hal ini juga diperlukan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang dan gaya hidup masyarakat kota tersebut sehingga membentuk karakteristiknya sendiri.

Dalam review kali ini, akan dibahas mengenai morfologi arsitektur kota Cordoba. Cordoba merupakan salah satu kota di kawasan Andalusia terletak di bagian selatan Spanyol. Kota ini merupakan kekuasaan Roma pada awalnya yang kemudian diduduki oleh Khalifah Islam Ummayah. Cordoba merupakan kota taman yang terletak semenanjung Iberian. Cordoba memiliki iklim Mediteran yang dipengaruhi oleh Samudera Atlantik. Pada saat musim dingin maka akan sangat sejuk hingga beku. Suhu maksimumnya pada saat musim panas mencapai 400C yang merupakan suhu tertinggi di Eropa.  Pada zaman sekarang Cordoba berkembang menjadi kota modern namun masih tetap mempertahankan kota tua nya yang memiliki daya tarik arsitektur bangunannya yang bercirikan Islami dengan gabungan nuansa Romanian nya. Saat ini Cordoba dihuni lebih dari 350.000 penduduk. 

Cordoba pernah diduduki 2 kerajaan besar di wilayah Andalusia yaitu Romanian dan Kaum Muslim. Peninggalan arsitektur kaum roma biasanya berupa kuil-kuil pemujaan dewa yang dibuat dengan pilar-pilar raksasa dengan ukiran roma dan bentuk bangunan yang memiliki segi lancip seperti salip yang terletak di atas bukit. Sedangkan pengaruh islam dilihat dari gaya arsitektur beberapa bangunan yang berbentuk geometris, dekoratif dengan ukiran arab, dan dengan ciri khas atap kubah nya. Kebanyakan kubah Islam seperti struktur Bizantium, bentuk kubah tidah sepenuhnya berbentuk bundar, namun naik lebih membentuk persegi, sehingga direncanakan seperti menjembatani sudut alun-alun dengan squinches atau pendentives dan digunakan oleh arsitek Bizantium untuk menciptakan dasar segi delapan atau lingkaran untuk kubah. Sedangkan untuk gaya arsitektur jembatan, umat islam merancang sudut jembatan dengan lengkungan tinggi dengan pemasangan lengkung jendela clerestory, dengan pola geometris yang rumit dengan dasar persegi 8 untuk landasan kubah. Pola Arsitektur Islam lebih rumit dibanding milik Romawi karena menyimpan rahasia estetika dan konfigurasi sempurna dalam hal proses perancangan pembangunan bangunan kubah-kubah indah tersebut.  

Masjid di Cordoba berada pada posisi historis strategis yang merupakan monumental pembangunan pertama pada agama islam di barat, dapat dipandang sebagai monumen puncak kejayaan Islam. Setelah Kaum Kristen Roma berhasil mengambil alih kekuasaan Islam di Cordoba, terjadi perubahan ekstrim dalam arsitektural peninggalan islam. Misalnya Masjid Cordoba yang diubah menjadi Kuil Kristen setelah direnovasi dengan ditambahkan ornament-ornament gothic pada interiornya dan menambahkan atap berbentuk salib yang dibangun melebihi tinggi kubah masjid.  Adapun bukti peninggalan arsitektur kuno nya berupa Kuil-kuil Roma, Teater Roma, Roman Mausoleum, Jembatan bergaya Roma, Guadalquivir Mills, Site Of Madinat Al-Zahra (Abad ke-10). 

Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya dan pola arsitektur yang menjadi cirri khas suatu kota bergantung pada sejarah yang membentuknya. Dengan adanya ketelibatan antara 2 kekuasaan besar di Cordoba menyebabkan perpaduan seni arsitektur Byzantium dan Katolik Roma yang menciptakan estetika unik pada setiap bangunan yang berdiri di kota ini. Dan berdampak pada perubahan fungsi bangunan maupun pembentukan pola ruang perkotaan di Cordoba.

Gambar Bangunan Bersejarah Peninggalan Islam di Cordoba

Sumber Artikel Asli : ismiy blog