Selasa, 05 Mei 2009

Cerpen Anak SmA

ADA UDANG DI BALIK BATU Bag.1
oleh Roosmayri Lovina

Namaku Mitha aku anak tunggal orang tuaku, aku punya keluarga yang rukun dan sangat berkecukupan, aku cantik dan pintar, punya seorang pacar yang cakep, dan yang paling penting aku punya sahabat yang selalu mendampingiku namanya Siska, dia anak yang baik walaupun keluarganya tidak kaya dia slalu berusaha, dia sangat menghormatiku sebagai sahabatnya. Walaupun aku tidak tau banyak tentang kehidupan keluarganya karena dia tak pernah cerita. Kehidupanku saat ini sangat kusyukuri karena sudah sempurna. Namun kehidupan itu ternyata tak selamanya indah.


Suatu hari........
“Mitt!!!!!” suara teriakan mama memanggilku
“Iya Ma...” jawabku sambil berlari turun ke dapur, aku tercengang, yang kulihat disana adalah keadaan dapur yang berantakan dan papa mamaku yang berdiri di tengah mereka. Suasananya sangat tegang, akupun tak mengerti apa yang terjadi, dengan memberanikan langkahku, aku mencoba memanggil mama dengan suara lirih
“Kenapa Ma?”tanyaku
“Cepat bereskan barang-barangmu di kamar, mulai hari ini kita angkat kaki dari rumah ini!!”bentak mama, aku kaget sekali, sebenarnya apa yang terjadi? Aku mulai bertanya-tanya pada diriku, dan aku melihat mata mamaku yang sembab karena menangis.. sekejab aku berfikir aku tersadar kalau mamamku sudah melotot dari tadi ke arahku.
“Tunggu Ma...” pikiranku kacau, yang kulakukan hanya pergi ke kamarku dan berkemas..
“Cukup, kalau memang kau ingin aku pergi, aku akan pergi!!!!” suara bentakkan mama ke papa, selama aku berkemas, mereka tak berhenti adu mulut.
“Ma aku sudah selesai” bilangku
“Baiklah kita pergi” jawab mama sambil membawa koper yang sudah disiapkannya dari tadi dan menarik tanganku
“Tapi ma, mau kemana? Papa gimana?” tanyaku bingung
“Sudah jangan banyak bertanya, ikut saja. Tidak usah kamu hiraukan Papa mu yang gila itu...!!” bentak mama padaku, aku tak mengerti sebenarnya ada apa? , Mamaku menarikku untuk masuk ke mobil, dan langsung tancap gas meninggalkan rumah itu, yang aku lihat papaku yang berdiri diam seperti patung di depan rumah melihat kami pergi.
Di sepanjang perjalanan kulihat mamaku menangis terisak-isak sambil menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi, aku takut.. aku takut..
“Ma pelankan mobilnya, nanati kita bisa menabrak mobil lain..., Ma!!!”teriakku
“Chittttttttt...” suara rem-an mama tiba-tiba hingga membuat kepalaku tersentak di kaca mobil..., aku merasa kesakitan, namun saat kulihat mamaku, dia menunduk dan tak berhenti menangis, sebenarnya kenapa papa dan mama berkelahi? Kenapa papa membiarkan kami pergi? Kenapa mama menangis dengan pilunya? Semua pertanyaan itu memenuhi kepalaku, namun aku tak bisa berbuat apa-apa, akhirnya aku ikut menangis melihat keadaan mamaku.. aku terlalu pengecut, aku tak mampu bertanya pada mama apa yang terjadi karena aku takut mendengar jawabannya.

“Mitha, cepat habiskan sarapanmu, nanti kamu terlambat ke sekolah” suruh Mama
“Iya Ma” jawabku, kejadian itu telah berlalu, saat ini aku tinggal di apartemen yang disewa Mamaku, kami hanya tinggal berdua saja, sejak saat itu kami menjalani hidup kami seakan hal itu tak pernah terjadi, mama pergi bekerja ke kantor dan aku bersekolah seperti biasanya.

Sepulang sekolah...
“Mit, pulang bareng yuk!”ajak Teddy pacarku, dia sangat baik padaku, kami sudah berteman sejak SMP dan sekarang di SMA kami bisa sekelas, bahkan Mamaku dan mamanya berteman baik juga.
“boleh, ayo!”jawabku. Lalu dia mengantanku pulang, di tengah perjalanan saat di lampu merah, aku melihat seorang pria yang kukenal menggandeng tangan seorang wanita, berjalan ke arah pintu toko, lalu sang pria mencium kening wanita itu, dan wanita itu terlihat sangat bahagia dan setelah itu sang pria pergi meninggalkannya, namun beberapa saat kemudian aku sadar kalau ternyata pria itu adalah Papaku, namun mobil yang dikendarai teddy sudah keburu jalan saat aku menyadarinya
“Ted berhenti!!!”teriakku, Teddy kaget dan spontan menghentikan mobilnya di pinggir jalan
“Kenapa Mit?” tanyanya bingung, aku tanpa menghiraukannya langsung keluar dari mobil dan mengejar papaku, dan akhirnya kau bisa meraih lengannya
“Papa siapa perempuan tadi?”tanyaku sambil terengah-engah habis lari, Papa hanya diam saja, bahkan tak mau menatapku
“Pa!!! Papa jawab Mitha!!!”bentakku
“Mitha itu bukan urusanmu..”jawab papa dengan suara pelan
“Cepatlah pulang, nanti kau dicari Mamamu..”katanya smabil melepaskan tanganku yang menggenggam lengannya dan pergi begitu saja.. aku tercengang, aku tak bisa berkata apa-apa, betulkah pria itu papaku? Kenapa dia malah menyuruhku pergi? Pikiranku kacau, isi kepalaku berputar-putar, akhirnya aku kembali ke mobil, dan Teddy menungguku di dalamnya.
“Ted, seorang pria yang sudah berisitri menggandeng wanita lain di luar dan mencium pipinya saat berpisah itu disebut apa?”tanayaku tiba-tiba denagn muka tanpa ekspresi
“Hahh!! Kenapa kamu bertanya begitu? Ya sudah jelas kalau itu namanya berselingkuh!”jawabnya spontan
“Selingkuh...??” entah kenapa kata iti merasuk begitu dalam di hatiku, sehinnga air mataku mengalir begitu saja, dan akhirnya terjawab sudah semua pertanyaanku, penyebab dibalik semua ini ternyata adalah perselingkuhan, aku tak habis pikir kenapa papa tega melakukannya pada mama, aku benar-benar kehilangan akal, aku berharap itu semua hanya halusinasi, namun ternyata hal itu adalah kenyataan, kenyataan yang sangat menyakitkan.
“Mit! Kenapa mengangis? Mit?”tanya Teddy bingung,aku tak menghiraukannya karena sekarang yang ada di dalam pikiranku hanyalah apa yang kulihat barusan.
“Ted jangan bertanya lagi, antarkan aku pulang..” pintaku pada Teddy
“Baiklah... tapi jangan nangis lagi...”jawab Teddy mengkhawatirkan keadaanku, di sepanjang perjalananku aku hanya menangis, menangis, dan menangis.. sampai akhirnya aku tiba di apartemenku

“Aku pulang Ma!”sapaku
“Selamat Datang..”jawab Mama yang ssai tu sedang duduk menonton televisi, aku mendatangi mama dan mencoba bertanya tentang kejadian yang hari ini aku lihat
“Mama..” panggilku
“Iya?”jawab mama sambil menatapku dengan tatapan penasaran, aku rasa aku tak sanggup menanyakan ini semua
“Tidak apa-apa sekolahku menyenangkan hari ini...”jawabku lirih, lalu aku langsung ke kamar meninggalkan mamaku, aku berdoa semoga hal ini bukan kenyataan bahkan seandainya ini kenyataan aku harap hal ini cepat terselesaikan. Aku tak habis pikir kenapa masalah ini bisa menimpa keluarga kami padahal selama ini semua terlihat baik-baik saja.
Sudah beberapa hari sejak hari itu aku lewati. Aku pergi ke sekolah seerti orang sakit, wajahku murung dan aku tak bersemangat, bahkan aku menutup mulut.
“Mitha! Kamu kenapa sih?”tanya Siska
“Siska...”Jawabku lirih sambil menangis terisak-isak
“Kamu diam aja gimana aku bisa mengerti?”tanyanya lagi
“Sis, keluargaku berantakan..” jawabku
“Hah... maksudmu?”tanyanya
“Kayaknya Mama dan papaku mau cerai..”ceritaku padanya
“Tunggu.. kenapa jadi begitu?”tanyanya kaget
“Ayahku selingkuh, Ibuku mengetahuinya, dan mereka bertengkar dan akhirnya Ibuku pergi dari rumah dan Ibu membawaku..”ceritaku
“Kamu percaya sama Papa mu kan, dia nggak mungkin tega!” hibur siska
“Ya pertamanya aku percaya, tapi kemarin aku melihat beliau sama wanita di depan toko bergandengan tangan..aku harus bagaimana sis?”tanyaku
“Oh ya? Sudahlah Mitha kamu tabah aja, pasti Papamu akan kembali ke Mamamu”hiburnya
“Yah, aku juga berharap begitu, makasih ya sudah mau dengerin ceritaku, aku percaya sama kamu sis, jadi jaga rahasia ini ya!”bilangku memohon
“ya, tenang saja!” jawab Siska. Aku merasa sedikit lega karena cerita semuanya sama Siska, aku sangat senang karena di saat seperti ini masih ada yang mau menghiburku.

“kringgg...kringgg!”bunyi telepon “Halo”jawabku mengangkat telepon itu”maaf ini benar keluarga dari Tuan Niko?”balas orang itu bertanya,aku tercengang sebentar aku merasa ada yang janggal, kenapa orang ini menanyakan tentang ayahku, ”Iya benar, ada apa ya?” “Maaf, tadi pagi Tuan Niko pingsan dikantornya dan dibawa ke rumah sakit ini, bisakah anda menengok keadaannya sekarang? Tuan ada di Rumah Sakit Umum Kota!” “PRAKK!!”telepon genggam itu langsung jatuh dari tanganku, apa yang terjadi dengan papa?tiba-tiba aku merasa takut, dengan sekejab aku berlari ke kamar mama dan memberitahukan beliau tentang hal tersebut, mama sangat kaget sekali mendengarnya, lalu setelahnya kami sama-sama menuju rumah sakit menengok papa. Namun setibanya di rumah sakit yang kulihat hanya tubuh papa yang tidak berdaya diinfus dan tak sadarkan diri, muka beliau sangat pucat, aku tak tau apa yang harus kuperbuat, saat aku keluar kamar rawat aku melihat Ibuku dan seorang dokter sedang berbicara dengan serius. Karena aku tak mau mengganggu mereka jadi aku masuk kembali ke kamar rawat papa. Tak seberapa lama kemudian Ibuku datang.
“Ibu, papa sakit apa?”tanyaku khaawatir
“Ehm, Tidak terlalu parah kok Mit, Sakit maag nya kambuh lagi, kali ini lebih parah, karena ternyata asam lambungnya naik banyak.” Jawab Ibu
“Tapi Papa nggak apa-apa kan?”Tanyaku lagi
“Iya, kamu tenang saja. Ayo kita pulang, Ibu sudahmengurus semua pembayaran rumah sakitnya!”ajak ibu
“Tapi Ayah?”tanyaku
“Biarkan saja, saat dia sadar dia pasi tidak mau melihat Ibu di sini”balas Ibu denagn jawaban sinis
“Apa Ibu akan bercerai?”tanyaku penasaran
“Iya, papamu berencana mengajukannya”jawab Ibu. Aku tak percaya... kenapa papa bsia tega melakukannya?
“Ibu! Mitha tau Ibu masih sayang sama papa! Tapi tidakkah Ibu ingin mencoba mempertahankan hubungan Ibu agar tak berakhir?” tanyaku sambil menangis
“Mith, Ibu nggak tahan lagi, siapa sih yang tidak sakit hati dikhianati oleh suaminya sendiri? Justru harusnya Ibu yang menuntut pertanggung jawaban!” jawab ibu sambil menangis, linangan air matanya membasahi wajahnya yang murung itu, aku jadi mengerti perasaan Ibu, kalau inis emua bukan kemauan Ibu, aku mengerti.
“Ibu, Mitha ngerti, kalau Ibu sedih Mitha juga sedih, apapaun pilihan Ibu Mitha akan jalani, Ibu sabar ya!”bilangku
“Terima kasih ya, kamu memang anak yang baik!” jawab Ibu sambil tersenyum.

...............Bersambung........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar