Sabtu, 30 Oktober 2010

teori retail

-REVIEW ANALISIS LOKASI KEGIATAN ECERAN-

Dalam review teori lokasi sebelumnya kita membahas mengenai teori lokasi industry dan perdagangan. Dari karakteristik pemilihan lokasinya tidak jauh berbeda karena semua menekankan pada factor ekonomisnya. Di review kali ini akan dibahas mengenai analisis lokasi kegiatan eceren. Sering kita dengar banyak pedagang eceran di kota-kota besar, tapi sebenarnya apa maksud dari kegiatan eceran ini? Kegiatan eceran merupakan kegiatan perdagangan yang bergerak di bidang jual beli baran namun konteknya eceran atau dalam keadaan terpisah dari kesatuannya. Misalnya saja pedagang toko menjual mie, bila dia menjualnya satu kerdus utuh berarti itu jual grosir sedangkan kalau kita diperbolehkan membeli 1 bungkus saja itu baru yang namanya eceren. Sebenarnya pedagang eceran meraup lebih banyak keuntungan dibanding menjual barang secara grosir, karena perhitungan labanya per satuan barang.
Alasan mengapa pedagang lebih memilih kegiatan eceran karena kegiatan ini selalu memberikan kontribusi besar bagi kegiatan perekonomian karena kegiaan ini berkaitan erat dengan konsumsi dan produksi serta mencerminkan kebutuhan hidup pokok manusia. Sebagai contoh di Kos anda diisi dengan 20 mahasiswa, coba diamati berapa uang beredar hanya untuk belanja sampoo tiap bulan? Dengan asusmsi 1 bulan 1 botol sampoo per mahasiswa Rp.10000,- maka nilai transaksi sudah Rp.10000 x 20 = Rp. 200.000,- per bulan atau sama dengan Rp 2.400.000,- per tahun , belum lagi kebutuhan lain seperti laundry, makan, dan lain-lain pasti sangat membutuhkan baiaya besar. Oleh karena itu kegiatan retail mendukung upaya penghematan serta menekan pilihan terhadap suatu barang untuk dibeli.
Dalam kegiatan retail juga akan muncul masalah yang tak diduga walaupun masalah wajar, namun juga banyak hal yang perlu diperhatikan seperti slogan strategi adalah proses, dalam hal ini para pelaku kegiatan retail harus mengidentifikasikan asset spesifik organisasi/perusahaan, memahami di mana linkungan dia beroperasi, dan memutuskan bagaimana menggunakan asset untuk memperoleh untung sebesar-besarnya seperti yang dikatakan dalam prinsip ekonomi. Asumsinya adalah tap organisasi dapat me mengendalikan asetnya dan aspek internal, tetapi tidak dapat mengontrol lingkungan dimana ia berada. Adapun jenis startegi dalam organisasi dalam memainkan perannya di kegiatan retail yaitu Corporate Strategy, Business Strategy, dan Functional strategy. Adapun pertimbangan yang diambil dalam melakukan strategi ini yaitu melihat di mana bisnis akan dimainkan dan bagaimana lingkungan yang ada,bagaiman cara bersaing yang baik, serta apa cara terbaik untuk memenuhi target bisnisnya.
Masalah lokasi retai itu apa saja?
v  Wilayah seperti apa pasar retail yang ada
l  Ini terkait dengan seleksi pasar
Pasar yang dicari yaitu dimana keuntungan bisa diraih secara maksimal dengan persingan sehat.
l  Pada skala internasional, ini adalah corporate strategy
Dalam sasaran internasional,kita harus tau bagaimana cara terbaik untuk memperoleh hasil yang optimal.
l  Pada skala nasional-regional, ini berkaitan dengan masalah kesempatan dan logistik
Letak pergudangan dan lokasi produksi sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan retail yang ada.
v  Berapa banyak outlet yang diperlukan untuk melayani pasar yang diinginkan
l  Ekonomi skala vs perbedaan jarak
Dalam skala produksi/pendistribusian jumlah besar maka outlet yang dibutuhkan juga semakin banyak untuk memenuhi kepuasan konsumen berdsarkan demand-nya.
l  Cannibalization vs eliminating competition
Dalam hal ini persaingan antar outlet yang ada tidak perlu diperhatikan karena utamanya seberapa banyak barang yang berhasil dijual, baran apa yang tidak laku, dan seberapa besar laba dan rugi yang ditanggung.
v  Di mana melokasikan setiap outlet (atau outlet mana yang harus ditutup)
l  Pada wilayah pasar yang mana à areal analysis
Dalam hal ini analisis lokasi peletakan outlet patut diperhatikan berdasarkan prinsip-prinsip analisi lokasi keuntungan optimal.
l  Pada tapak yang mana à site evaluation
Dala hal ini keberadaan pesaing serta letak perudangan menjadi factor utama dalam meletakan lokasi outlet.
v  Bagaimana campuran produk yang optimal di setiap outlet
l  Berkaitan dengan functional strategy à strategi pemasaran barang
l  Segmentasi Pasar (memilah dan memilih pasar yang optimal)

Bagaimana solusi masalah di atas? Kita dapat melakukan permodelan wilayah pasar dengan asumsi-asumsi teretentu dengan mempertimbangkan bagaimana posisi wilayah pasar dengan pesaingnya. Hal lainnya adalah dengan memperkirakan jumlah konsumen dari setap lokasi yang mungkin maksudnya kita harus mengetahui bagaimana karakteristik konsumen (pengaruh social, ekonomi, dan sebarannya.).
Adapun 3 model analisis wilayah pasar yaitu dengan memperhatikan seperti apa atribut umum (pendapatan per kapita, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi) wilayah pasar?, dengan teknis analogis maksudnya dengan mencoba membandingkan karakteristik konsumen kegiatan/toko lain yang telah sukses sebelumnya, dan yang terakhir adalah analisis wilayah pasar, yaitu dengan mempehatikan bagaimana ukuran pasar yang potensial melalui geo-lifestyle dan kebiasaan belanja masayrakat di sektar lokasi yang potensial.
Dalam menentukan tingkat persaingan wilayah pasar diperlukan beberapa pertimbangan dengan asumsi bahwa pasar bukanlah batas yang tidak pasti dengan memperhatikan beberapa kecenderungan perilaku ekonomi yang ada. Kemudian wilayah pasar tidak tergantung pada kegiatan kita sendiari tapi juga berkaitan erat dengan kondisi pesaing kita.

Adapun perhitungan permodelan wilayah pasar berdasar lokasi pesaingnya dengan menentukan Titik henti (Breaking Point)nya, yaitu:
Rumus :    Ba = Dac / [1 + Ö (Sc/Sa)]
Keterangan:
 B = titik henti
D = jarak
S = potensi masing-masing lokasi yang bersaing
O =Perkiraan jumlah konsumen dari tiap lokasi

copyright by Roosmayri Lovina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar