Rabu, 22 September 2010

Teori Von Thunen


Dasar-dasar Teori Von Thunen

Dalam mempelajari dan menerapkan ilmu perencanaan wilayah, dibutuhkan banyak ilmu dasar yang harus dikuasai, salah satunya adalah mengenal teori lokasi. Teori lokasi pada umumnya merupakan suatu gagasan yang mendasari penentuan lokasi suatu objek. Hal ini perlu dipelajari untuk menempatkan objek tersebut pada lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan aspek efisiensi tenaga manusia dan ekonomi. Dari beberapa teori lokasi yang ada, teori von thunen merupakan teori lokasi yang mempelopori teori penentuan lokasi berdasar segi ekonomi.
Von Thunen membuat teori lokasi berdasar pengamatannya terhadap desa tempat tinggalnya. Von Thunen mendeskripsikan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap komoditas pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis penggunaan tanah yang ada di suatu daerah. Dengan mempertimbangkan seberapa jauh jarak antara daerah produksi dengan pasar yang akan berpengaruh terhadap kualitas, berat, dan harga komoditas pertanian yang dijual di pasar.
Pada dasarnya teori Von Thunen lebih menekankan terhadap efisiensi terhadap pola distribusi komoditas pertanian yang ada saat itu. Dengan memperhatikan factor-faktor yang akan sangat mempengaruhi besar kecil keuntungan yang akan didapat apabila meletakan tempat prouksi komoditas pertanian di tempat yang strategis. Teori ini tentunya berhubungan dengan efisiensi terhadap tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk menjangkau lokasi dimana objek vital tersebut berada.
Model Von Thunen mengenai tanah pertanian ini dibuat sebelum era industrialisasi. Dalam tori ini terdapat 7 asumsi yang dikeluarkan oleh Von Thunen dalam uji laboratoriumnya :
1.Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan dengan daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok yang merupakan komoditi pertanian. – isolated stated
2.Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain. – single market
3.Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan. – single destination
4.Daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama (homogenous) dan cocok untuk tanaman dan peternakan dalam menengah
5.Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaiakan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan. – maximum oriented
6.Satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu adalah angkutan darat berupa gerobak yang dihela oleh kuda. – one moda transportation
7.Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil dalam bentuk segar. – equidistant
Dengan asumsi-asumsi di atas disimpulkan bahwa daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan berkembang dalam bentuk radial konsentris yang mengelilingi daerah pertanian. Model von Thunen dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, menampilkan "isolated area" yang terdiri dari dataran yang teratur, kedua adalah, kondisi yang telah dimodifikasi (terdapat sungai yang dapat dilayari). Semua penggunaan tanah pertanian memaksimalkan produktifitasnya masing-masing, dimana dalam kasus ini bergantung pada lokasi dari pasar (pusat kota).
Sebagai perumpamaan, kota ‘Termal’ memiliki beberapa kawasan yang memiliki kegunaan yang berbeda, ada yang sebagai kawasan hinterland, peri urban dan metropolitan centre, seorang developer ingin membangun kawasan perindustrian, dalam hal ini dibutuhkan analisis lokasi yang tepat berdasarkan factor kelayakan lokasi dan interaksi lokasi tersebut terhadap ekosistem yang ada serta mempertimbangkan akses yang dapat digunakan untuk menjangkau kawasan ini untuk mengefisiensikan biaya dan tenaga yang ada.
Model Von Thunen membandingkan hubungan antara biaya produksi, harga pasar dan biaya transportasi. Kewajiban petani adalah memaksimalkan keuntungan yang didapat dari harga pasar dikurang biaya transportasi dan biaya produksi dengan meninggikan kualitas produk pertaniannya dan meningkatkan kuantitas penjualannya, serta melakukan Aktivitas yang paling produktif seperti berkebun dan produksi susu sapi, atau aktivitas yang memiliki biaya transportasi tinggi seperti kayu bakar yang lokasinya di dekat dengan pasar.
Namun adapun asumsi-asumsi von thunen yang relevan dan tidak relevan dengan kondisi saat ini. Salah satunya adalah mempertimbangkan kondisi topografi dan kualitas tanah tiap daerah tidak selalu sama, sehingga hasil produksi yang akan diperoleh kualitas dan kuantitasnya akan berberda pula. Lalu menyangkut biaya transportasi, biaya yang dikeluarkan untuk menjangkau daerah dari kota ke segala arah tidak sama, sehingga akan berpengaruh akan harga jual komoditi di pasar karena biaya distribusi yang berbeda. Dengan mempertimbangkan lokasi tempat petani berdiam, ada yang berada jauh dari kota dan dekat dengan kota, hal ini menyebabkan petani yang ada di dekat kota lebih banyak penghasilannya karena memiliki alternative komoditas pertanian lain yang bisa diusahakan, sedangkan yang jauh dari kota pilihan alternatifnya terbatas sehingga petani tersebut hanya bisa menjaga konsistensinya terhadap produksi komoditas pertaniannya tanpa bisa mengalami peningkatan keuntungan yang signifikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar